1. Strategi Mencegah Fraud
Pemantauan transaksi secara real-time: Pengumpulan data transaksi secara real-time, termasuk jumlah transaksi, waktu, lokasi, peserta, jenis transaksi, dan informasi lainnya. Mungkin juga perlu untuk mengumpulkan informasi lain yang terkait dengan transaksi, seperti informasi perangkat pengguna, alamat IP, jenis browser, dll. Data perdagangan yang dikumpulkan dianalisis menggunakan algoritma dan model canggih untuk mengidentifikasi pola perdagangan yang tidak normal. Analisis dapat mencakup membandingkan transaksi saat ini dengan pola perdagangan historis pengguna, membandingkannya dengan pola perdagangan pengguna lain, dan mendeteksi frekuensi, jumlah, atau lokasi geografis transaksi yang tidak biasa. Sistem secara otomatis mendeteksi transaksi tidak biasa yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan atau model pembelajaran mesin. Kelainan dapat berupa transaksi bernilai besar secara tiba-tiba, transaksi bernilai kecil yang sering terjadi, transaksi dari area berisiko tinggi, dan lain-lain.
Menetapkan model anti-penipuan: Sistem pembayaran elektronik dapat melakukan penilaian risiko dan prediksi transaksi dengan menetapkan model anti-penipuan: model ini biasanya didasarkan pada data besar dan teknologi pembelajaran mesin dan dapat menganalisis riwayat perilaku transaksi pengguna, informasi perangkat, lokasi geografis, dll. Data untuk menentukan apakah ada risiko penipuan dalam suatu transaksi. Untuk transaksi berisiko tinggi, sistem akan melakukan review dan verifikasi lebih ketat untuk menjamin keamanan transaksi.
Berbagi dan kerja sama data: Untuk menangani penipuan dengan lebih efektif, sistem pembayaran elektronik perlu berbagi data dan bekerja sama dengan lembaga terkait lainnya. Dengan menjalin hubungan kerja sama dengan bank, badan keamanan publik, badan anti-penipuan, dll., sistem pembayaran elektronik dapat memperoleh lebih banyak informasi dan data penipuan, sehingga mengidentifikasi dan mencegah penipuan dengan lebih akurat. Selain itu, sistem pembayaran elektronik juga dapat menggunakan teknologi blockchain untuk mencapai pembagian dan verifikasi data antar institusi, sehingga meningkatkan keamanan dan kredibilitas data.
Pelatihan kesadaran pendidikan dan keamanan: Meningkatkan kesadaran keamanan pengguna dan pedagang juga merupakan cara penting untuk mencegah penipuan. Sistem pembayaran elektronik dapat mempopulerkan pengetahuan keamanan pembayaran elektronik kepada pengguna dan pedagang dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan keamanan, menerbitkan tip keamanan dan mempromosikan aktivitas kesadaran keamanan, dan mengajarkan cara mengidentifikasi penipuan, melindungi informasi pribadi, dan menghindari risiko penipuan.
2. Strategi mencegah permasalahan pembayaran ganda
Pembelanjaan ganda adalah ketika mata uang elektronik digunakan atau ditransfer ke penerima yang berbeda beberapa kali pada waktu yang sama. Untuk mencegah masalah pembelanjaan ganda, sistem pembayaran elektronik menerapkan strategi berikut:
Pengidentifikasi unik: Setiap transaksi akan diberi pengidentifikasi unik (seperti ID transaksi atau nilai hash) untuk memastikan keunikan dan ketertelusuran transaksi. Dengan cara ini, bahkan jika seseorang mencoba melakukan pembelanjaan ganda, sistem dapat mengidentifikasi dan menolak transaksi duplikat dengan memeriksa pengidentifikasi transaksi.
Teknologi buku besar terdistribusi: Sistem pembayaran elektronik menggunakan teknologi buku besar terdistribusi (seperti blockchain) untuk mencatat informasi transaksi. Buku besar yang terdistribusi bersifat terdesentralisasi, tidak dapat diubah, transparan dan dapat dilacak, serta dapat memastikan keaslian dan integritas informasi transaksi. Di blockchain, setiap transaksi akan diverifikasi dan dicatat oleh beberapa node, dan setelah pencatatan selesai, transaksi tersebut tidak dapat diubah atau dihapus. Oleh karena itu, pembelanjaan ganda tidak mungkin dilakukan dalam sistem blockchain.
Mekanisme stempel waktu dan penguncian: Dalam sistem pembayaran elektronik, setiap transaksi diberikan stempel waktu untuk mencatat waktu terjadinya transaksi. Pada saat yang sama, sistem juga akan menggunakan mekanisme penguncian untuk mencegah pembayaran ganda. Misalnya, ketika suatu transaksi diserahkan ke sistem, sistem akan mengunci mata uang elektronik terkait untuk mencegahnya digunakan lagi hingga transaksi selesai. Mekanisme penguncian ini menjamin ketertiban transaksi dan mencegah pembelanjaan ganda.
